29 Oktober 2011

Angel, Maafkan Aku ...


Setahun sudah berlalu, berjuta kenangan sudah ku ukir dalam keindahan taman hati yang hangat bersama dirimu. Sungguh penghargaan yang tak bisa aku peroleh lagi saat ini. Aku memang bodoh, bodoh karena tidak dapat melihat dirimu yang sebenarnya. Kesempurnaan memang selalu diharapkan oleh semua orang, tapi apakah layak kacamata yang waktu itu aku gunakan seakan ku telah memakai kacamata terhebat dengan penuh parameter saat menilai dirinya sekarang yang mendampingiku. Aku sesumbar memakai kacamata itu. Aku salah menilai dirinya. Jika aku dapat memutar kembali waktu yang telah berlalu, maka seketika ini juga ku akan memutar waktu itu. jika memang ada kehidupan selanjutnya setelah kematian, aku ingin dipertemukan kembali dengan dirimu. Kamu masih ada dalam hati terdalamku yang semula aku timbun dengan jerami-jerami kesempurnaan semu.
*Goresan Pena Angel*



Selembar kertas harum dengan goresan pena yang tak asing oleh pengelihatanku, goresan pena dari Angel.
Setahun yang lalu, Angel meninggalkanku tanpa alasan. Mungkin karena berdebatan 1 bulan terakhir pada waktu itu yang sering aku alami dengan Angel. Sebenarnya hanya perdebatan kecil tentang pemahaman kita akan suatu kebaikan yang seharusnya dapat kita selesaikan dengan kebaikan pula, tetapi waktu itu mungkin Ego kita masing-masing yang maju memimpin pasukan debat antara Aku dan Angel.

Dengan perlahan aku mulai membaca tulisan dari Angel yang tertuju khusus untuk diri ku seorang via Cap Pos, meskipun saat ini teknologi Internet sudah seperti kacang dan menjamur dimana-mana. Mungkin dia ingin menunjukan perasaan yang sebenarnya dia alami saat ini dengan menunjukkan goresan penanya dia atas kertas.

Jujur sampai saat ini aku masih menyayangi Angel sama seperti waktu aku masih bersamanya. Kita adalah teman satu kampus perkuliahan, hanya beda 1 tahun lebih muda dari diriku juga beda ruang kelas perkuliahan juga.. mmm, fakultasnya juga beda :D...
Angel punya kebiasaan masuk ke area kampus lewat pintu gerbang sebelah timur, waktu itu aku selalu datang lebih awal karena tempat tinggal ku dekat dengan kampus. Setiap pagi tanpa jeda aku selalu menunggunya di depan pintu gerbang kampus bagian timur dengan sambutan penuh semangat, "Selamat pagi.. Angel.. :)" dan dia pun menyambut dengan tidak kalah semangatnya. Hari demi hari kita lalui dengan penuh semangat dan harapan kesuksesan penuh makna dan arti suatu cinta dan persahabatan.

Kemudian cerita hari demi hari tersebut sirna setelah dia menentukan pelindung barunya tanpa memberikan alasan jelas kepadaku. Jarak semakin jauh antara aku dan Angel, tetapi kebiasaanku terhadap dirinya tak pernah berubah walaupun cara pengemasannya yang sedikit aku rubah semata-mata hanya untuk menghargai dirinya yang sekarang sudah tidak lagi bersama diriku.
Setiap pagi aku sudah tidak lagi menunggunya di depan pintu gerbang kampus bagian timur, melainkan hanya secarik kertas yang tiap pagi aku tempel di pohon dekat pintu tersebut "Selamat pagi.. dd/mm/yy".
Sengaja aku tidak menulis namanya untuk menjaga privasi dirinya, ku bubuhkan tanggal di setiap hari yang berbeda agar selalu uptodate.

Mungkin saat ini Angel sedang mengalami masa-masa sulit, yang dia sendiri mungkin membutuhkan bantuan yang tepat. Pelindungnya yang sekarang mungkin.... juga tidak dapat memberikan bantuan yang dia harapkan. Aku yakin bukan materiil yang dia butuhkan, melainkan dukungan semangat dan pembuka jalan terang pemikiran dari pemahaman dirinya.

Angel, maafkan Aku...
Sampai dirimu menggoreskan pena di selembar kertas hanya untuk menyampaikan sesuatu kepada ku.
Aku tak akan membalas surat ini, mungkin aku kejam dan jahat sebagai seorang laki-laki tetapi ini adalah caraku untuk menghargai keberanian dan ketulusanmu.
Aku di sini selalu berdoa akan kebaikanmu serta menunggu mu membawa keberanian dan ketulusan itu.

Angel, maafkan Aku... yang telah membuat dirimu GALAU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

-Galau-

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.